Kendati karier profesionalnya diawali dari klub Persijatim Solo FC pada Liga Indonesia (LI) X/2004, potensi besar yang terpendam di dalam diri Tony Sucipto baru tercium oleh pelatih Rahmad Darmawan saat klub itu sudah berpindah "home base" ke Palembang dan mengubah namanya menjadi Sriwijaya FC. Di tangan RD --sapaan akrab Rahmad Darmawan-- anak Surabaya kelahiran 12 Februari 1986 ini menjelma menjadi seorang gelandang bertahan yang mumpuni. Ia juga bisa dioperasikan di lini pertahanan dengan kualitas penampilan sama baik dengan posisi aslinya. Setelah kali mempersembahkan trofi Copa Indonesia untuk "Laskar Wong Kito", Tony mengikuti jejak RD ke Persija Jakarta pada Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011. Sebelumnya, penampilan menawan Tony bersama Sriwijaya FC sempat tercium oleh pelatih tim nasional, Alfred Riedl. Maka pada saat timnas senior beruji tanding dengan semifinalis Piala Dunia 2010, Uruguay di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 8 Oktober 2010, Tony mengawali debut internasionalnya. Timnas memang dihajar Uruguay 1-7, tetapi Tony tetap menjadi langganan "Merah-Putih" hingga saat ini. Berbekal rekor 71 penampilan dan 2 gol di LSI, plus status sebagai pemain nasional, Tony memutuskan hijrah ke PERSIB menjelang musim 2011-2012. Kepindahan Tony ke PERSIB pun atas rekomendasi RD, pelatih yang paling berjasa dalam kariernya. Seperti ketika berada di Palembang, Tony pun ingin membantu mempersembahkan trofi juara buat PERSIB. "Bersama pemain lainnya, saya harus bekerja keras menunjukkan kemampuan terbaik agar PERSIB bisa mempersembahkan prestasi tertinggi,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar