Rabu, 26 November 2008

Renungan untuk suami-suami: Bila Istri Cerewet

Renungan untuk suami-suami: Bila Istri Cerewet Oleh : Ahmad Bustam
Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet. Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar. Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada
siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut? 1. Benteng Penjaga Api Neraka Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang
datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru . Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah. 2. Pemelihara Rumah Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga
hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani. 3. Penjaga Penampilan Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu 4. Pengasuh
Anak-anak Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu. 5. Penyedia Hidangan Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan
memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami. Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari
api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah. Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya. WallahuAlam. sumber: http://kaskus. us/showthread. php?t=1149601

Kamis, 20 November 2008

Cape Banget...

Boss bicara dengan sekretarisnya: "Seminggu kita pergi untuk perjalanan dinas, tolong siap-siap."

Sekretaris telepon suaminya: "Mas, saya mau berangkat untuk perjalanan dinas, hati-hati di rumah ya."

Suami telepon kekasih gelapnya: "Istriku mau berangkat seminggu, kau ada waktu?"

Kekasih gelap bilang terhadap anak kursusnya: "Nak, ibu punya banyak kerjaan selama seminggu, kursus ditiadakan selama seminggu."

Anak kursus bilang terhadap kakeknya: "Kek, seminggu tidak ada kursus, gurunya sibuk. Ayo kita jalan-jalan. "

Kakek (=Boss) telepon sekretarisnya: "Minggu ini saya mau jalan-jalan sama cucu saya, meeting dibatalkan."

Sekretaris telepon suaminya: "Bossnya ada kerjaan rumah yang mendadak, tripnya dibatalkan Mas."

Suami bilang kekasih gelapnya: "Kau tak bisa datang, istriku tak jadi pergi."

Kekasih gelap telepon anak kursusnya : "Nak, kursus minggu ini berjalan seperti biasa."

Anak kursus bilang sama kakeknya: "Kek, guruku bilang kursus berjalan normal. Kakek jalan sendiri aja."

Kakek bilang sama sekretarisnya: "Minggu ini kita atur perjalanan dinas lagi. Kamu siap-siap, yah!"


Cape deh.......Wakakakkkakkkk..

Nikah.....saduran dari karya Dedy Mizwar

Nikah itu...

Nikah itu... Susah
Susah melihat istri susah
Senang melihat istri senang

Nikah itu...Takut
Takut selingkuh
Takut melanggar aturan Allah

Nikah itu... Mencuri
Mencuri hati istri dengan cinta dan kemesraan

Nikah itu... Marah
Marah bila kehormatan istri dilecehkan

Nikah itu... Malu
Malu kalau ibadah menurun
Malu karena militansi mengendur

Nikah itu... Tidak ada
Tidak ada kata dusta
Yang ada adalah saling percaya

Nikah itu... Aku

Aku dan dirimu
Sampai ke syurgaNya



__________________
biar tahu
biar rasa
maka tersenyumlah kasih
tetap langkah
jangan hentikan
cinta ini milik kita

(Iwan Fals on Buku Ini Aku Pinjam^^)

Selasa, 18 November 2008

Akhir nya bisa juga ngeblog.....(norak n gaptek nih...)..heheheh

Akhirnya ku bisa juga nge blog... heheheheheh...(gaptek juga lah)....norak juga deh///

yang penting mejeng biar keren...

Demi Masa Depan, sebagai abdi negara,dan juga bela negara...untuk agama, anak cucu, negara dan bangsa tentunya nanti calon istri tercinta...n keluarga ku semua...ta lupa bwt temen2 juga yang dah membantu n mendukung ku selama nih, guru2 baik di pendidikan formal,informal n kedinasan mulai dari SD ampe jebrog kayak sekarang...My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.." Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."

yu ---ya yuuu

Akhirnya....bisa belajar blog juga nih...